Rabu, 13 Mei 2009

Filosofi Pendidikan Kristen

I. Pendahuluan

I. 1. Latar Belakang

Sekarang kita hidup pada abad 21. Artinya, segala aspek kehidupan manusia telah mengalami perkembangan khususnya dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian, khalayak masih memandang pendidikan identik dengan sekolah, seragam, PR, ujian, lulus (sulit untuk lulus), mahal, atau jika kita simpulkan akan menjadi suatu pemahaman bahwa: pendidikan merupakan sebuah proses formal yang dilakukan dalam sebuah lembaga resmi (sekolah/institusi pendidikan) dan melalui tahap-tahap tertentu dalam usaha peningkatan taraf hidup dan pencapaian prestasi peserta didik.
Penyebab utama perkembangan ini adalah pemikiran manusia yang terus berkembang dan diimplementasikan di dalam kehidupan nyata. Secara khusus di dalam hal ini adalah bidang pendidikan telah mengalami banyak perkembangan. Mulai dari metode pengajaran, materi pengajaran, pengelolaan prilaku siswa, dan yang terpenting adalah filosofi pendidikan. Seperti contoh: penerapan metode tradisionalisme telah digantikan oleh metode modern dari John Dewey, John Lock, dll.
Namun ironisnya, mengapa seiring dengan perkembangan pendidikan tersebut -yang bertujuan membuat manusia menjadi makhluk yang lebih bijaksana- telah membuat kondisi dunia ini menjadi semakin buruk dan bukan menjadi semakin baik? Adakah yang salah dengan pendidikan? Adakah yang salah dengan manusia? Jika ya, apa itu? dan bagaimana yang seharusnya?



I. 2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah menganalisa isu-isu di atas dari aspek epistemologi, aksiologi, teleologi, dan ontologi dari perspektif Kristen, serta memberikan pendapat kami berdasarkan aspek-aspek tersebut yang disimpulkan dalam filosofi pendidikan versi kelompok kami.


II. Isi

II. 1. Mengartikan kata “ filosofi pendidikan”

Filosofi berarti cinta akan hikmat. Hikmat hanya diperoleh dari Tuhan. Berarti manusia dapat memperoleh hikmat dari pemberian Tuhan. Apa pun yang diberikan Tuhan memiliki tujuan. Tujuan tersebut bukan untuk keperluan manusia melainkan untuk kemuliaanNya ( dari Tuhan, oleh Tuhan, dan untuk Tuhan) namun bukan juga merugikan manusia karena sesungguhnya segala sesuatu yang diberikan Tuhan kepada manusia adalah baik adanya tetapi semuanya itu berdasarkan standar kebaikan dan hikmat Tuhan sehingga manusia seringkali salah memahami pemberian Tuhan karena keterbatasannya sebagai makhluk yang dicipta dan telah berdosa. Dengan kata lain, ketika manusia memfilosofikan sesuatu maka sebenarnya bukan ia yang memberikan filosofi/arti melainkan ada penyataan Tuhan terhadap sesuatu yang difilosofikan tersebut. Dalam hal ini, filosofi pendidikan merupakan adanya penyataan/maksud Tuhan melalui pendidikan.

II. 2. Definisi pendidikan Kristen

Manusia membutuhkan pendidikan. Pendidikan yang seharusnya ialah pendidikan yang bersifat holistik. Pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Salah satunya ialah kerohanian. Pendidikan tidak boleh terlepas dari aspek kerohanian. Dengan memperhatikan aspek ini, maka sebuah pendidikan memiliki satu visi yang jelas. Pendidikan Kristen memiliki hal ini, visi yang jelas yaitu hidup dalam kebenaran yang adalah Kristus.
Pendidikan berasal dari kata ‘educare’ (education) yang berarti ‘memimpin keluar’. Untuk memimpin seseorang, maka harus ada yang dipimpin (murid), yang memimpin (guru) serta tujuan dari proses memimpin ini. Demikian pula dengan pendidikan Kristen, kita memiliki murid-murid yang akan dipimpin oleh para pendidik menuju ke kekekalan bersama Kristus.
Jadi, Pendidikan Kristen merupakan suatu inisiatif (Allah) dan usaha untuk memimpin manusia keluar dari keterpisahannya dengan Allah, menuju kesatuan dengan Kristus. Proses ini dapat dilalui melalui pendidikan yang bersumber kepada Kristus. Namun pengertian ini kadang-kadang disalahartikan, banyak orang berpikir bahwa pendidikan Kristen ada untuk menebus dosa-dosa manusia. Pendidikan Kristen ada untuk menunjukkan kepada setiap murid bahwa mereka membutuhkan Allah sebagai satu-satunya kebenaran yang dapat menebus dan menyatukan kita dengan Kristus.
Pendidikan Kristen bertanggung jawab untuk membawa murid-murid kearah yang benar. Sebuah tempat atau keadaan dimana kita dapat menemukan pengetahuan yang sejati, yaitu mengenal Allah (Yoh.17:3) dan menyadari bahwa kita adalah orang berdosa. Dengan ketergantungan ini maka pendidikan Kristen akan mampu mencetak orang-orang yang hidup bertanggung jawab di hadapan Allah dan sanggup membuat perbedaan yang lebih dari dunia sekuler untuk kemuliaan Allah.
Dikatakan bahwa pendidikan Kristen sudah memiliki visi yang sempurna. Namun tetap saja proses pendidikan yang terjadi, tidak terlepas dari masalah yang sesungguhnya, yaitu dosa. Oleh karena itu pendidikan Kristen sangat membutuhkan pertolongan Allah, yang merupakan sumber dari kesempurnaan dan kebenaran itu sendiri.

II. 3. Epistemologi

Epistemologi adalah cabang dari filsafat yang mempelajari tentang alam, sumber-sumber, dan validitas pengetahuan. epistemologi memiliki pertanyaan dasar “apa yang benar?” dan “bagaimana kita dapat mengetahuinya?” Berdasarkan fakta, studi epistemologi berhubungan dengan isu-isu seperti ketergantungan pada ilmu pengetahuan dan kesantunan metode-metode dalam mencapai kebenaran yang berarti, studi tersebut berada tepat pada pusat proses pendidikan. Dalam blog ini, kelompok kami akan mencoba menguraikan pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut.
Pertama, “apa yang menjadi kebenaran dari Pendidikan Kristen?” Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan manusia dalam pendidikan adalah usaha mencari kebenaran. Masalahnya sekarang adalah, kebenaran seperti apakah yang seharusnya mereka cari? Kebenaran yang benar-benar benar seharusnya bersifat mutlak dan tidak pernah berubah. Kenyatataannya didalam pendidikan Kristen, kebenaran itu sudah hampir dilupakan dan sudah dimanipulasi dengan kebenaran-kebenaran berdasarkan pengertian mereka sendiri, sehingga kebenaran yang seharusnya bersifat mutlak menjadi relatif.
Pada umunya, pendidikan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang tidak mutlak, tetapi sebagai lembaga pendidikan Kristen yang sejati seharusnya tidak boleh melupakan kebenaran yang mutlak itu. Semua pendidik dan yang dididik, harus memahami, “siapa” kebenaran yang mutlak itu.
Kebenaran yang mutlak adalah kebenaran yang benar-benar benar dan tidak ada yang lainnya. Kekristenan mengenal bahwa hanya ada satu yang benar yaitu Christ Himself atau Kristus itu sendiri. Hal ini dapat kita lihat dari perkataan Yesus yang mengklaim bahwa diri-Nya adalah kebenaran itu sendiri, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Berdasarkan uraian di atas, kami memberikan kesimpulan bahwa fondasi dari pendidikan Kristen adalah yang benar. Mengapa demikian? Karena Kristus adalah yang menjadi fondasi itu sendiri.
Kedua, “Bagaimana kita tahu Kristus adalah kebenaran? ” Dalam hal ini, kami mencoba memberikan dua bukti yang menurut kami valid dalam membuktikan jawaban pertanyaan pertama, sekaligus pertanyaan kedua dalam epistemologi. Yaitu:
1. ALKITAB (Firman Tuhan)
- Pernyataan Kristus bahwa diri-Nya adalah Kebenaran itu sendiri
- Saksi-saksi dari berbagai zaman dan tempat yang berbeda, baik oleh murid-murid Kristus maupun para nabi dan rasul-rasul lainnya.
Melalui Firman Tuhan yang kita baca, kita mengetahui bahwa Firman Tuhan adalah benar dan apa yang katakana oleh Firman Tuhan tentang kebenaran itu merupakan sesuatu yang mutlak. Untuk itu kita harus membacakan firman Tuhan kepada anak-anak, agar anak-anak mengerti dan mengetahui bahwa Kristus adalah kebenaran yang mutlak.
2. Iman kekristenan meyakini bahwa Kristus adalah kebenaran dan pengalaman orang percaya yang mengalami kebenaran itu sendiri.

II. 4. Aksiologi

Aksiologi memiliki pertanyaan penting yang mendasar? Pertanyaan askiologi tersebut adalah apa yang bernilai? Jika dikaitkan dengan kontekes pendidikan Kristen, pertanyaannya menjadi apa yang bernilai dari pendidikan Kristen? Dan kami sepakat untuk menjawab, bahwa yang bernilai dari pendidikan Kristen adalah Kebenaran. Kebenaran yang terkandung di dalam setiap pembelajaran yang dilakukan. Uniknya, hal ini hanya ada di dalam Kristus, yang adalah kebenaran itu sendiri.
Mengapa Kebenaran? Karena memang hal itulah yang selama ini dicari-cari manusia. Semua ilmu pengetahuan yang tercipta, hikmat yang boleh terucap, kidung yang boleh dilantunkan, semua itu hanya sebuah pendekatan yang dilakukan manusia untuk mendekati kebenaran. Selain itu, kami sepakat bahwa kebenaran yang benar-benar benar adalah kebenaran yang merupakan otoritas tertinggi dari kehidupan.
Ada beberapa masalah yang kami temukan dalam usaha manusia mencari kebenaran tersebut. Pertama, manusia berpikir, bahwa kebenaran tersebut adalah apa. Sehingga, kami menduga bahwa jawaban yang mereka cari berfokus pada sebuah benda atau kekuatan tertentu. Hal ini bertentangan dengan yang ada dalam pendidikan Kristen, yaitu bahwa kebenaran adalah tentang siapa. Dan jawabannya sudah pasti, bahwa kebenaran adalah Kristus sendiri. Mengapa Kristus? Minimal ada dua bukti mengenai hal ini, yaitu klaim diri Yesus, bahwa Ia adalah Kebenaran (Yoh 14:6) dan kumpulan bukti nubuatan para nabi dan rasul dari berbagai masa dan tempat yang berbeda. Dan kedua bukti ini terdapat dalam Alkitab, yang merupakan otoritas tertinggi dari kehidupan kristiani.
Kedua, dikatakan bahwa sekeras apapun mereka mencari kebenaran tersebut, mereka tidak akan menemukannya, karena pada dasarnya, sebelum mereka mencari kebenaran tersebut mereka sudah menciptakannya dalam pikiran mereka sendiri. Sehingga nilai kebenaran tersebut akan bernilai relatif nantinya, sesui pemikiran mereka. Kami juga menyadari, bahwa kesenjangan pemahaman antar manusia yang satu dengan yang lainnya ikut menyebabkan semakin relatifnya kebenaran tersebut.

II. 5. Teleologi

Bila kita ingin mengalami kesusksesan dalam suatu bidang atau hal tertentu, kita harus terlebih dahulu mengetahui arah dan tujuan yang jelas. Bidang studi yang mempelajari tentang arah dan tujuan adalah teleologi. Tidak dapat disangkali bahwa dalam setiap aspek kehidupan, kita harus memiliki arah dan tujuan. Arah dan tujuan memampukan kita agar tetap teratur dan mengetahui sejauh mana kita telah berjalan. Dan sangat berfungsi juga untuk menentukkan apa yang perlu kita perbaiki dan kembangkan nantinya.
Pendidikan Kristen harus memiliki arah dan tujuan yang jelas. Tanpa arah dan tujuan yang jelas, kita akan mudah tersesat atau dipermainkan oleh orang lain. Arah dan tujuan ini harus ditetapkan dan diketahui sejak awa serta tidak bertentangam dengan firman Tuhan karena dasar yang kita gunakan dalah Firman Tuhan. Ini juga menjadi salah satu alasan terbaik bagi orang tua untuk menitipkan putra-putrinya dididik dalam lembaga pendidikan kristen.
Arah dan tujuan dari pendidikan Kristen adalah sesuatu yang bernilai kekal, artinya pendidikan kristen tidak hanya mengajari tentang pengetahuan umum, atau keterampilan-keterampilan lainnya yang nantinya digunakan dalam kehidupan mereka tetapi yang terpenting dari semuanya itu adalah bersama dengan Roh Kudus menuntun anak untuk mengenal Kristus. Menerima Kristus adalah nilai kekal yang tidak dapat digantikan dengan hal lainnya. Mereka dituntun terus menerus untuk menjadi serupa dengan Kristus. Ketika para didikan telah mengenal dan menerima Kristus, maka mereka bisa hidup bersama dengan-Nya nantinya di dalam kekekalan. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dan tujuan yang lebih pasti selain hidup bersama Allah dalam kekekalan.
Segala pengetahuan dan kepandaian kita akan berakhir pada saan kita menutup mata kita tetapi, pengetahuan untuk kekekalan itu tidak akan berakhir. Dalam pelaksanaannya, kita memang dituntut untuk bekerja keras dan tetap berada di bawah tuntunan Roh Kudus. Roh kudus yang memampukan kita untuk melakukannya dan Roh Kudus pula yang menggerakan para didikan. Sebelum mendidik, para pendidik harus terlebih dahulu belajar dan mengenal Kristus.

II. 6. Ontologi

Ontologi adalah cabang filsafat yang berkenaan dengan natur (apa yang menjadi dasar dari keberadaan). Dalam filosofi pendidikan ini kami mempercayai bahwa natur pendidikan ialah pemuridan. Hal ini didasarkan pada pemikiran terhadap asal kata filosofi. Secara harafiah filosofi berasal dari kata filio yang berarti cinta dan sofi yang berarti hikmat. Berarti filosofi ialah cinta akan hikmat. Hikmat ialah sesuatu yang diberikan Allah kepada manusia yang meminta akan hikmat tersebut. Pada saat Allah memberikan hikmat kepada manusia, Ia mempunyai tujuan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Rencana itu supaya manusia dapat memuliakan Allah. Sebaliknya manusia yang menerima hikmat dari Allah , haruslah meresponi maksud dan kehendak-Nya. Ia harus melakukan seperti hikmat yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana Allah.
Dengan demikian manusia sebagai penerima hikmat itu adalah murid Kristus (Allah), sedangkan Kristus sebagai gurunya. Murid harus meneladani dan mengikuti hidup gurunya. Berart sebagai murid Kristus, kehidupannya menyerupai hidup Kristus. Hal inilah yang menjadi natur dari keberadaan pendidikan kritsen, yaitu pendidikan yang akan selalu mengikut teladan Kristus.
Seorang murid dapat dikatakan sebagai murid yang sejati apabila dapat sungguh-sungguh melakukan kehendak gurunya. Hal ini tentunya membutuhkan ketaatan. Ketaatan tidak dapat dipisahkan dari pemuridan. Tanpa adanya ketaatan, maka seorang murid tidak bisa mengikuti kehendak gurunya. oleh karena itu, pendidikan kristen harus menuntun siswanya untuk mempunyai ketaatan kepada Kristus, sang guru sejati.

III. Kesimpulan

Setiap aspek yang ada merupakan satu kesatuan yang tidak terputus dan berpusat pada satu individu yang merupakan Kebenaran. Kami melihat hubungan yang sangat erat dan tidak bisa terputus antara aspek epistemologi, aksiologi, teleologi dan ontologi. Kami menyadari bahwa, hanya pendidikan Kristenlah yang memandang setiap nilai yang terkandung di dalamnya secara holistik.
Jadi, kami menemukan bahwa kesalahan utama dalam pendidikan yang terjadi selama ini adalah dasar dan arah dari pendidikan tersebut. Pertama, dasar dari sebuah pendidikan. Dalam pendidikan sekuler pada umumnya mereka mendasarkan filosofi pendidikan mereka kepada pengalaman manusia, yang membuat nilai kebenaran yang ada di dalamnya menjadi relatif. Sedangkan dalam pendidikan Kristen yang menjadi dasar adalah kebenaran yang sejati dan merupakan kebenaran Kristus.
Kedua, arah dari pendidikan. Arah dari pendidikan sekuler adalah prestasi dan prestise. Pendidikan sekuler berlomba-lomba menawarkan sesuatu yang membuat target mereka tertarik untuk bergabung dalam visi pendidikan mereka. Sedangkan dalam pendidikan Kristen yang menjadi arah adalah kekekalan di dalam Kristus. Hidup bersama kebenaran dan berada dalam kebenaran tersebut selama-lamanya.
Dengan demikian, kami percaya bahwa hanya dalam pendidikan Kristen semua jawaban dan kebutuhan yang dicari manusia selama ini terpenuhi dengan sempurna. Dan semua ini terangkum dalam pemikiran bahwa pendidikan Kristen merupakan cara membawa manusia menuju kepada kebenaran, yang adalah Kristus sendiri.

Referensi:
Knight, G. (1998). Basic concepts. Philosophy and education: an introduction to Christian perspective. Berrien Springs, MI, USA: Andrews University Press.

2 komentar:

  1. Kadangpintar: Best online casino in India
    Kadangpintar is one of the best online casinos in India. It has an awesome casino management team to keep kadangpintar you up-to-date 바카라 사이트 on all choegocasino the latest

    BalasHapus
  2. Lucky Club Casino Site ᐈ 30+ casinos that accept players from
    Lucky Club Casino is an online casino with over 400+ games on offer, including blackjack, slots, live dealer, luckyclub.live keno, video poker and much more.

    BalasHapus